Bekasi, Mata4.com – Memasuki awal tahun 2025, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia mengalami lonjakan tajam. Data resmi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat bahwa hingga April 2025, jumlah kasus telah mencapai 38.740 orang dengan 182 kematian.
Angka ini meningkat drastis dibandingkan bulan Februari lalu, yang mencatat 10.752 kasus dan 48 kematian. Fenomena ini menunjukkan bahwa DBD masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, khususnya di musim penghujan ketika populasi nyamuk Aedes aegypti berkembang pesat.
Daerah Paling Terdampak
Beberapa daerah dengan jumlah kasus tertinggi antara lain:
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Menurut laporan, sekitar 93% kabupaten/kota di Indonesia telah terdampak, menjadikan ini sebagai peringatan nasional.
Mengapa Kasus Meningkat?
Kenaikan kasus DBD tahun ini dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Cuaca ekstrem dan musim hujan berkepanjangan, yang meningkatkan tempat perkembangbiakan nyamuk.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
3. Minimnya fogging dan pencegahan aktif di sejumlah wilayah.
Kenali Gejala DBD
Gejala awal DBD sering kali mirip dengan demam biasa. Namun, penting untuk mengenali ciri khasnya seperti:
Demam tinggi mendadak
Nyeri otot dan tulang
Ruam kemerahan
Muncul bintik-bintik merah di kulit
Mual dan muntah
Jika gejala ini muncul, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah kondisi memburuk.
Langkah Pencegahan: 3M Plus
Untuk melawan penyebaran DBD, masyarakat dihimbau untuk menerapkan langkah 3M Plus, yaitu:
Menguras tempat penampungan air
Menutup rapat tempat-tempat penyimpanan air
Mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air
Plus: gunakan obat anti-nyamuk, kelambu, dan lakukan fogging secara rutin
Dengan kasus DBD yang terus meningkat, peran aktif semua elemen masyarakat sangat diperlukan. Mulai dari lingkungan rumah hingga kampanye kesehatan oleh pemerintah dan media, semuanya harus bersinergi untuk menekan angka penyebaran.
Waspadalah! Jangan tunggu hingga ada korban di lingkungan sekitar kita. Mari bergerak bersama melawan DBD. (Mutiah)